Friday, August 8, 2014

Sekilas Manajemen Konstruksi

Manajemen Konstruksi  TERDIRI DARI DUA KATA YAITU :


— MANAJEMEN (MANAGEMENT)
— KONSTRUKSI (CONSTRUCTION)
Manajemen ialah suatu proses nyata yang terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling), yang masing masing saling memanfaatkan dalam bidang ilmu pengetahuan (science) maupun keahlian (art), dalam rangka untuk mencapai mencapai tujuan sasaran yang telah ditetapkan.
Banyak ahli telah mengemukakan pendapatnya mengenai definisi atau pengertian manajemen. Beberapa diantaranya merumuskan manajemen sebagai berikut:
Stoner & Wankel: Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang sudah ditetapkan.
Tery : Manajemen adalah proses tertentu yang terdiri dari kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan sumber daya manusia & sumber daya lain untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
— KONSTRUKSI
— Pengertian konstruksi dalam masyarakat masih banyak kerancuan-kerancuan. Istilah konstruksi beton, konstruksi baja, konstruksi kayu misalnya, seringkali masih digunakan untuk maksud mengartikan struktur rangka beton, struktur ba
ja, struktur kayu. Kerancuan ini kemungkinan timbul karena di masa lalu kita pernah menggunakan sebagai padanan kata constructie (bahasa Belanda, struktur) yang artinya berlainan dengan kata construction (bahasa Inggris, pembangunan).
— MANAJEMEN KONSTRUKSI
— Manajemen konstruksi yang selama ini digunakan oleh kalangan luas adalah padanan dari istilah bahasa Inggrisconstruction management yang berarti pengelolaan pembangunan sesuatu bangunan.
Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Sehingga pengertian proyek konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentunk bangunan atau infrastruktur. Bangunan ini pada umumnya mencakup pekerjaan pokok yang termasuk di dalamnya bidang teknik sipil dan arsitektur, juga tidak jarang melibatkan disiplin lain seperti teknik industri, teknik mesin, elektro dan sebagainya.
Manajemen proyek konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan penerapan) secara sistimatis pada suatu proyek dengan menggunkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal.

Manajemen Konstruksi meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan waktu. manajemen material dan manjemen tenaga kerja yang akan lebih ditekankan. Hal itu dikarenakan manajemen perencanaan berperan hanya 20% dan sisanya manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian biaya dan waktu proyek.


Manajemen konstruksi memiliki beberapa fungsi antara lain :


1. Sebagai Quality Control untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan
2. Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang tidak pasti dan mengatasi kendala terbatasnya waktupelaksanaan
3. Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal itu dilakukan dengan opname (laporan) harian, mingguan dan bulanan
4. Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan pengambilan keputusan terhadap masalah-masalah yang terjadi di lapangan
5. Fungsi manajerial dari manajemen merupakan sistem informasi yang baikuntuk menganalisis performa dilapangan


Tujuan Manajemen Konstruksi
Tujuan Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan persyaratan (spesification) untuk keperluan pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula mengenai mutu bangunan, biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan Dalam rangka pencapaian hasil ini selalu diusahakan pelaksanaan pengawasan mutu ( Quality Control ) ,pengawasan biaya ( Cost Control ) dan pengawasan waktu pelaksanaan ( Time Control ).

Penerapan konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap perencanaan, namun dapat juga pada tahap - tahap lain sesuai dengan tujuan dan kondisi proyek tersebut sehingga konsep MK dapat diterapkan pada tahap - tahap proyek sebagai berikut
1. Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek. Pengelolaan proyek dengan sistem MK, disini mencakup pengelolaan teknis operasional proyek, dalam bentuk masukan - masukan dan atau keputusan yang berkaitan dengan teknis operasional proyek konstruksi, yang mencakup seluruh tahapan proyek, mulai dari persiapan, perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penyerahan proyek.
2. Tim MK sudah berperan sejak awal disain, pelelangan dan pelaksanaan proyek selesai, setelah suatu proyek dinyatakan layak ('feasible ") mulai dari tahap disain.
3. Tim MK akan memberikan masukan dan atau keputusan dalam penyempurnaan disain sampai proyek selesai, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan setelah tahap disain
4. MK berfungsi sebagai koordinator pengelolaan pelaksanaan dan melaksanakan fungsi pengendalian atau pengawasan, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan mulai tahap pelaksanaan dengan menekankan pemisahan kontrak - kontrak pelaksanaan untuk kontraktor.

Peranan Manajemen Konstruksi pada tahapan proyek konstruksi dapat dibagi menjadi :

Agency Construction Manajement (ACM)
Pada sistim ini konsultan manajemen konstruksi mendapat tugas dari pihak pemilik dan berfungsi sebagai koordinator "penghubung" (interface) antara perancangan dan pelaksanaan serta antar para kontraktor. Konsultan MK dapat mulai dilibatkan mulai dari fase perencanaan tetapi tidak menjamin waktu penyelesaian proyek, biaya total serta mutu bangunan. Pihak pemilik mengadakan ikatan kontrak langsung dengan beberapa kontraktor sesuai dengan paket-paket pekerjaan yang telah disiapkan.

Extended Service Construction Manajemen (ESCM)
Jasa konsultan MK dapat diberikan oleh pihak perencana atau pihak kontraktor. Apabila perencana melakukan jasa Manajemen Konstruksi, akan terjadi "konflik-kepentingan" karena peninjauan terhadap proses perancangan tersebut dilakukan oleh konsultan perencana itu sendiri, sehingga hal ini akan menjadi suatu kelemahan pada sistim ini Pada type yang lain kemungkinan melakukan jasa Manajemen Konstruksi berdasarkan permintaan Pemilik ESCM/ KONTRAKTOR.

Owner Construction Management (OCM)
Dalam hal ini pemilik mengembangkan bagian manajemen konstruksi profesional yang bertanggungjawab terhadap manajemen proyek yang dilaksanakan

Guaranted Maximum Price Construction Management (GMPCM)
Konsultan ini bertindak lebih kearah kontraktor umum daripada sebagai wakil pemilik. Disini konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi bertanggungjawab kepada pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Jadi dalam Surat Perjanjian Kerja/ Kontrak konsultan GMPCM tipe ini bertindak sebagai pemberi kerja terhadap para kontraktor (sub kontraktor).
Manajemen konstruksi juga dapat diartikan sebagai sebuahmodel bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi dalam memberi nasihat dan bantuan dalam sebuah proyek pembangunan.
Construction Management Association of America (CMAA)menyatakan bahwa ada tujuh kategori utama tanggung jawab seorang manajer konstruksi, yaitu perencanaan proyek manajemen, manajemen harga, manajemen waktu, manajemen kualitas, administrasi kontrak, manajemen keselamatan, dan dan praktek profesional.
Peranan Manajemen Konstruksi dalam Industri Konstruksi adalah layanan yang sangat baik yang disediakan untuk mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan seluruh proses konstruksi. Sebagai manajer proyek konstruksi akan menangani semua tahap konstruksi proyek Anda. Pada tahap pra-konstruksi, kita akan melakukan semua yang diperlukan studi kelayakan dan penelitian. Kemudian datang desain dan perencanaan. Setelah spesifikasi arsitektur dan tujuan penjadwalan yang didefinisikan dengan baik, pekerjaan dilanjutkan oleh pembangun dan kontraktor untuk memulai membangun aktual bawah pengawasan yang ketat kami. Menekankan pada independen dari para profesional lain yang terlibat dalam konstruksi. netralitas ini memungkinkan untuk secara objektif dan tidak memihak menyarankan klien pada pilihan consultans dan kontraktor, yang memungkinkan klien untuk mendapatkan manfaat maksimal.


MANAJEMEN KONSTRUKSI
PENDAHULUAN
BERBAGAI DALAM DAN LUAR NEGERI DIBACA, ADA 315 PENGERTIAN MANAJEMEN. TIGA RATUS LIMA BELAS PENGERTIAN MANAJEMEN TERSEBUT, DIANALISIS TITIK TEMU KESAMAAN SEKALIGUS PERBEDANNYA BERBASIS LATAR BELAKANG PENDIDIKAN PENULIS SENDIRI ADALAH BIDANG MANAJEMEN. SEHINGGA KETEMU SUDAH TERDAPAT TUJUH KELOMPOK ARTI MANAJEMEN.
— TUJUH ARTI MANAJEMEN
1. MANAJEMEN SEBAGAI ALAT ATAU CARA. INI MEMPUNYAI ARTI PENGGUNAAN MANUSIA, UANG, BAHAN-BAHAN, PERLENGKAPAN DAN METODE SECARA EFEKTIF DEMI MENCAPAI TUJUAN.
2. MANAJEMEN SEBAGAI KEKUATAN. ARTINYA, SEBUAH KEKUATAN YANG MEMIMPIN, MEMBERI PANDUAN, DAN MENGARAHKAN SUATU ORGANISASI UNTUK MENCAPAI TUJUAN YANG TELAH DITETAPKAN.
3. MANAJEMEN SEBAGAI SISTEM. SISTEM PERILAKU KERJASAMA MANUSIA YANG DIARAHKAN DALAM MENCAPAI TUJUAN LEWAT AKTIFITAS-AKTIFITAS RASIONAL BERKESINAMBUNGAN.
4. MANAJEMEN HUGA SEBAGAI PROSES. PROSES PENCAPAIAN HASIL YANG DIINGINKAN VIA PENGGUNAAN SUMBER DAYA SECARA EFISIEN.
5. MANAJEMEN SEBAGAI FUNGSI. INI BERARTI, FUNGSI DARI DEWAN MANAJER ATAU SERING DISEBUT MANAJEMEN UNTUK MENETAPKAN KEBIJAKAN, KEBIJAKSANAAN-KEBIJAKSANAAN SERTA BERTANGGUNG JAWAB DALAM MEMBENTUK STRUKTUR ORGANISASI UNTUK MELAKSANAKAN KEBIJAKAN YANG DITETAPKANNYA.
6. MANAJEMEN SEBAGAI TUGAS. TUGAS DARIPADA PERENCANAAN, PENGORGANISASIAN, PEMOTIVASIAN DAN PENGAWASAN MENCAPAI SATU ATAU LEBIH TUJUAN.
7. MANAJEMEN SEBAGAI AKTIFITAS. SEBAGAI AKTIFITAS KATA MANAJEMEN MERUJUK PADA ARTI PENCAPAIAN TUJUAN YANG TELAH DITETAPKAN MELALUI USAHA-USAHA YANG DILAKUKAN ORANG LAIN.
MANAJEMEN MEMUNCULKAN DIRINYA SEBAGAI AKTIFITAS YANG DILAKUKAN SEKELOMPOK ORANG DALAM SUATU SISTEM RELATIONSHIP DENGAN PERTOLONGAN SUMBER DAYA BERSAMA SELURUH FASILITAS MENCAPAI TUJUAN YANG HENDAK DIPEROLEH SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN. AAH PAK DJOKO APALAH ARTI SEBUAH NAMA.
JADI MANAJEMEN SECARA LUAS BERARTI MENGELOLA. (IMAM MULYANA)
— Prinsip manajemen
PRINSIP-PRINSIP DALAM MANAJEMEN BERSIFAT LENTUR DALAM ARTI BAHWA PERLU DIPERTIMBANGKAN SESUAI DENGAN KONDISI-KONDISI KHUSUS DAN SITUASI-SITUASI YANG BERUBAH. MENURUT HENRY FAYOL, SEORANG PENCETUS TEORI MANAJEMEN YANG BERASAL DARI PERANCIS, PRINSIP-PRINSIP UMUM MANAJEMEN INI TERDIRI DARI:
  1. PEMBAGIAN KERJA (DIVISION OF WORK)
  2. WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB (AUTHORITY AND RESPONSIBILITY)
  3. DISIPLIN (DISCIPLINE)
  4. KESATUAN PERINTAH (UNITY OF COMMAND)
  5. KESATUAN PENGARAHAN (UNITY OF DIRECTION)
  6. MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN ORGANISASI DI ATAS KEPENTINGAN SENDIRI
  7. PENGGAJIAN PEGAWAI
  8. PEMUSATAN (CENTRALIZATION)
  9. HIRARKI (TINGKATAN)
  10. KETERTIBAN (ORDER)
  11. KEADILAN DAN KEJUJURAN
  12. STABILITAS KONDISI KARYAWAN
  13. PRAKARSA (INISIATIVE)
  14. SEMANGAT KESATUAN, SEMANGAT KORPS

— Manajer

— Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.
TINGKATAN MANAJER
Tingkatan manajer mulai dari bawah ke atas:
— Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
— Manajemen tingkat menengah (middle management), mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
— Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer. Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan.
Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
SEBAGAI SUATU PROSES PENGATURAN ATAU KETATA-LAKSANAAN MAKA DIKENAL ADANYA 2 ISTILAH : FUNGSI/PROSES MANAJEMEN DAN ALAT MANAJEMEN
 FUNGSI/PROSES MANAJEMEN POAC
 Planning
 Organizing
 Actuating
 Controlling
 Alat Manajemen Sumber Daya (5M)+ S + T
 Men
 Money
 Materials
 Machines
 Method , Space, T ime
Kategori jenis konstruksi akan membedakan sumberdaya dan sistem konstruksi yang digunakan
Ø Lingkungan (manajemen dan tata kelola)
Ø Peralatan (jumlah, jenis dan kualitas)
Ø Bahan (jumlah, jenis dan kualitas)
Ø Keahlian (jumlah, jenis dan kualitas)
Ø Sumber keuangan (jumlah dan skema)
Ø Teknologi/metode (jumlah, jenis)
Semua daya dan sistem yang digunakan haruslah didukung data, informasi, dan pengetahuan yang cukup dan dikelola secara profesional, tata kelola terbaik (best practices, good governance)melalui pendekatan manajemen pengetahuan (knowledge management approach), manajemen value (value management) dan menghasilkan suatu luaran yang mempuya nilai sesuai uang yang telah diinvestasikan (value for money) dan dididukung penerapan regulasi yang konsisten (consistent), transparan (transparant) dan akuntabilitas (accountable)

PEMILIK PROYEK (OWNER)
¢ Menunjuk penyedia jasa
¢ Meminta laporan secara periodik mengena pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia jasa
¢ Memberikan fasilitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pihak penyedia jaa untuk kelancaran pekerjaan
¢ Menyediakan lahan untuk tempat pekerjaan
¢ Menyediakan Anggaran (Budget) Perenc. Dan Pelaksanaan Proyek dan membayar kepada pihak penyedia jasa
¢ Pemilik Dapat Sebagai Individu, Perusahaan, Atau Pemerintah.
¢ Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan dengan menunuk suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama pemilik
¢ Mengesahakan perubhan dalam pekerjaan (bila terjadi)
¢ Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesaidilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya elah seseuai dengan apa yang dikehendaki
¢ Untuk Proyek Yang Didanai Dari Dana Masyarakat, Loan, Hibah, Maupun Anggaran Pemerintah Daerah, Pengguna Jasa/Pemilik/Owner Adalah Pemerintah.
KONSULTAN PERENCANA (DESIGN ENGINEERING)
¢ Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana, rencanan kerja dan syarat-syarat, hitungan struktur, rencana anggaran biaya
¢ Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan pihak kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan
¢ Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal yang kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja dan syarat-syarat.
¢ Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan rencana
¢ Menghadiri rapat koordinasi penhelolaan proyek.
KONSULTAN PENGAWAS (SUPERVISION)
Sebagai Wakil Dari Pengguna Jasa Yang Bertanggungjawab Untuk Melakukan Pengawasan Dalam Berbagai Kegiatan Proyek Yang Diharapkan Sesuai Dengan Spesifikasi (Mutu, Biaya, Dan Anggaran).
KONTRAKTOR (PELAKSANA)
Penyedia Jasa Yang Menyediakan Jasa Untuk Menyelesaikan Pekerjaan Konstruksi Sesuai Dengan Kesepakatan Antara Pemilik Proyek (Owner) Dengan Pelaksana Proyek (Kontraktor).
PEMASOK (SUPPLIER)
Penyedia Jasa Berupa Pengadaan Material/Bahan, Tenaga Kerja, Dan Peralatan Yang Akan Digunakan Dalam Pelaksanaan Proyek.
INSTANSI TERKAIT
Terlibat Dalam Perijinan/Regulation, Masalah Aspek Hukum (Legal Aspect), Seperti : Dinas Tata Kota Untuk Perijinan Membangun (IMB), Lembaga Penegakkan Hukum Dan Arbitrase Untuk Menyelesaikan Dispute/Perselisihan Dalam Pelaksanaan Kontrak.
MASYARAKAT (COMMUNITY)
 Meningkatkan akses masyarakat ke keuntungan proyek sehingga proporsi terbesar keuntungan proyek langsung diterima oleh target yang tepat (masyarakat setempat)
 Adanya transfer keahlian dan meningkatkan kemampuan masyarakat di sekitar lokasi proyek.
 Meningkatkan rasa memiliki masyarakat terhadap infrastruktur yang berada di sekitar lingkungannya dengan harapan masyarakat akan memelihara dan menjaga infrastruktur tersebut.
PENYEDIA PELAYANAN PUBLIK
Perusahaan listrik negara (PLN), TELKOM, dan perusahaan air minum (PDAM) merupakan lembaga penyedia pelayanan public.
LEMBAGA INTERNAL
Lembaga internal merupakan lembaga yang memutuskan suatu kebijakan yang dapat berupa tentang :
(1) perencanaan dan konsep pembangunan,
(2) tata ruang, dan
(3) penggunaan lahan publik.
Pada tingkat Kota/Kabupaten adalah BAPPEDA dan tingkat pusat dikelola oleh BAPPENAS.
ORGANISASI NON PEMERINTAH (ORNOP/NGO)
Partisipasi Organisasi Non Pemerintah (ORNOP) Sangat Diharapkan Dalam Melakukan Monitoring Dan Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Proyek Konstruksi, Termasuk Dalam Memantau Dampak Negatif Yang Dapat Terjadi Terhadap Lingkungan Sekitarnya. Selain Itu, ORNOP Diharapkan Dapat Memberikan Advokasi Pada Masyarakat Setempat.
Alasan dan pertimbangan Tipe atau bentuk organisasi proyek dari kontraktor
  1. Besarnya nilai proyek
  2. Tingkat teknologi dan kompleksitas proyek
  3. Luasnya area dan jangkauan proyek
  4. Macam dan jenis pekerjaan proyek
  5. Besarnya dan banyaknya sumber daya yang harus dikelola untuk kepentingan proyek
  6. Bentuk kontrak, pada kontrak harga tidak tetap, keperluan personil bertambah.
  7. Kebutuhan dan selera manajer proyek atau perusahaan kontraktor yang bersangkutan




SUMBER (Blogspot) BahanKuliahTeknikUnsyiah, Dony

No comments:

Post a Comment