PERKEMBANGAN SISTEM PRACETAK DI DUNIA
Sistem pracetak berkembang mula-mula di negara Eropa. Struktur pracetak
pertama kali digunakan adalah sebagai balok beton precetak untuk Casino di
Biarritz, yang dibangun oleh kontraktor Coignet, Paris 1891. Pondasi beton
bertulang diperkenalkan oleh sebuah perusahaan Jerman, Wayss & Freytag di
Hamburg dan mulai digunakan tahun 1906. Tahun 1912 beberapa bangunan bertingkat
menggunakan system pracetak berbentuk komponen-komponen, seperti dinding .kolom
dan lantai diperkenalkan oleh John.E.Conzelmann.
Struktur komponen pracetak beton bertulang juga diperkenalkan di Jerman
oleh Philip Holzmann AG, Dyckerhoff & Widmann G Wayss & Freytag KG,
Prteussag, Loser dll. Sstem pracetak taha gempa dipelopori pengembangannya di
Selandia Baru. Amerika dan Jepang yang dikenal sebagai negara maju di dunia,
ternyata baru melakukan penelitian intensif tentang system pracetak tahan gempa
pada tahun 1991. Dengan membuat program penelitian bersama yang dinamakan PRESS
( Precast seismic Structure System).
Berikut saya berikan lengkap informasi mengenai Beton precast beserta makalah nya sekaligus
DEPARTEMEN TEKNIK
SIPIL
|
TEKNOLOGI
BAHAN : BETON
|
BETON
PRECAST
Iqbal barra
120404XXX
|
*Berisi
tentang pembahasan lebih lanjut mengenai materi bahan konstruksi beton
pracetak
|
PENDAHULUAN
Industrialisasi
dalam konstruksi bangunan adalah perkembangan alamiah sebagaimana juga
telah menimpa pada industri yang lain. Justru lebih lambat ketimbang yang lain
karena lebih besarnya rintangan yang dihadapi dalam industri bangunan, yang
tidak sekedar bersifat Fashionable trend (kecenderungan mode mutakhir),
tetapi juga berkaitan dengan pernyataan nilai yang menuntut : Perubahan sikap
mental dan pikiran baru dari sebagain ahli bangunan.
Selama ini
orang merasa terikat kepada rumah yang harus di hargai secara individual, maka
tentu saja orang akan merasakan sesuatu yang lain ketika tiba-tiba
akomodasi tempat tinggal :
- Disediakan dalam bentuk blok-blok atau flat-flat yang bukan bangunan sebagaimana biasanya.
- Bangunan tidak didesain secara khusus sebagaimana permintaan penggunanya secara individu.
- Bangunan didirikan dalam bentuk produk yang telah selesai tanpa ada kesempatan intervensi lagi dari pemakainya.
- Bangunan di desain dengan penampilan yang serupa atau bahkan sama.
- Perangkat bangunan yang langsung jadi jika ingin mendesain dan membangun secara individu.
- Dengan pilihan yang sangat terbatas.
Industri
bangunan mestinya juga membuat progress; penggunaan crane dan mesin-mesin lain
tetapi dengan cara yang lebih luas. Ketertinggalan dalam industri bangunan
dikembangkan dengan cara industrialisasi yang terotomastisasi dalam seluruh
prosesnya sejak persiapan dan moulding (pembuatan percetakan), casting
(percetakan), concreting (pengecoran), prestressing (penegangan), storage
(penyimpanan), transportation (pengangkutan), erection (pendirian), lifting
(pengangkatan) dan handling (penanganan).
Prefabrication
(prefabrikasi) adalah industrialisasi metode konstruksi di mana
komponen-komponennya diproduksi secara massal dirakit (assemble) dalam bangunan
dengan bantuan crane dan alat-alat pengangkat dan penanganan yang lain.
Prefabricated
Structural Components (Komponen Struktur Prefabrikasi) dibuat dari beton
melalui precast units/precast numbers atau precast elements (unit cetakan)
tergantung pada alternative penggunaannya, percetakan dikontrol dengan baik
diberi waktu untuk pengerasan dan mencapai kekuatan tertentu yang diinginkan
sebelum diangkat dan dibawa menuju tapak kontruksi sesungguhnya untuk pembangunan.
Metode konstruksi yang dibuat dengan menggunakan komponen prefabrikasi secara
kolektif disebut sebagai ‘prefabricated contruction (konstruksi prefabrikasi).
Konstruksi Prefabrikasi dapat berupa sector aktifitas bangunan utamanya :
industrial architecture (Arsitektur industri), General Engineering (Rekayasa
struktur secara umum) dan Civil Engineering.
Precast
Struktural Components ( komponen Struktur Pracetak), alternatifnya dibuat untuk
DAFTAR
ISI
PENDAHULUAN…………………………………………………………….......
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………
MATERI:
DEFINISI
DAN SEJARAH BETON PRECAST
v 1.1
Sejarah Beton pracetak
-1.1.a Perkembangan sistim
pracetak didunia
-1.1.b Perkembangan sistim
pracetak di Indonesia
v 1.2
Definisi Beton Pracetak
v 1.3
Kelebihan dan kekurangan Precast
-1.3a Keuntungan Precast
-1.3b Kekurangan Precast
PROSES PEMBUATAN BETON PRECAST
v 2.1 Tahap Design
v 2.2 Tahap Produksi
v 2.2 Tahap Pasca produksi
v 2.3 Metode Membangun Precast
v 2.4 Prinsip Konstruksional
v 2.5 Sistim sambungan dalam Precast
v 2.6 Jenis Metode Pelaksanaan
Konstruksi Precast
v 2.7 Metode Pemasangan Precast
-2.7.1 Prinsip Pemasangan
KLASIFIKASI SISTEM BETON PRACETAK
a.
Sebagai
komponen Struktur
b.
Sebagai
Sistem Struktur
v 3.1
Komponen Struktur yang sering digunakan
-3.1a
Hollow-core slab
-3.1b
Skin-wall
-3.1c
Prestaircase
-3.1d Road Transportation
KESIMPULAN……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………
LAMPIRAN…………………………………………………………………
1. DEFINISI DAN PERKEMBANGAN SISTEM BETON PRECAST
1.1 SEJARAH PERKEMBANGAN SISTEM PRACETAK
Beton adalah material konstruksi yang banyak dipakai di Indonesia, jika
dibandingkan dengan material lain seperti kayu dan baja. Hal ini bisa
dimaklumi, karena bahan-bahan pembentukannya mudah terdapat di Indonesia, cukup
awet, mudah dibentuk dan harganya relative terjangkau. Lihat gbr 1.1 Ada beberapa aspek yang dapat menjadi
perhatian dalam sistem beton konvensional, antara lain waktu pelaksanaan yang
lama dan kurang bersih, control kualitas yang sulit ditingkatkan serta bahan-bahan
dasar cetakan dari kayu dan triplek yang semakin lama semakin mahal dan langka.
Sistem beton pracetak adalah metode konstruksi yang mampu menjawab
kebutuhan di era ini. Pada dasarnya system ini melakukan pengecoran komponen di
tempat khusus di permukaan tanah (fabrikasi), lalu dibawa ke lokasi
(transportasi ) untuk disusun menjadi suatu struktur utuh (ereksi). Keunggulan
system ini, antara lain mutu yang terjamin, produksi dan pembangunan yang
cepat, ramah lingkungan dan rapi dengan kualitas produk yang baik.Sistem pracetak telah banyak diaplikasikan di Indonesia, baik yang sistem
dikembangkan di dalam negeri maupun yang didatangkan dari luar negeri. Sistem
pracetak yang berbentuk komponen, seperti tiang pancang, balok jembatan, kolom
plat pantai.
a.
PERKEMBANGAN SISTEM PRACETAK DI DUNIA
Sistem pracetak berkembang mula-mula di negara Eropa. Struktur pracetak
pertama kali digunakan adalah sebagai balok beton precetak untuk Casino di
Biarritz, yang dibangun oleh kontraktor Coignet, Paris 1891. Pondasi beton
bertulang diperkenalkan oleh sebuah perusahaan Jerman, Wayss & Freytag di
Hamburg dan mulai digunakan tahun 1906. Tahun 1912 beberapa bangunan bertingkat
menggunakan system pracetak berbentuk komponen-komponen, seperti dinding .kolom
dan lantai diperkenalkan oleh John.E.Conzelmann.
Struktur komponen pracetak beton bertulang juga diperkenalkan di Jerman
oleh Philip Holzmann AG, Dyckerhoff & Widmann G Wayss & Freytag KG,
Prteussag, Loser dll. Sstem pracetak taha gempa dipelopori pengembangannya di
Selandia Baru. Amerika dan Jepang yang dikenal sebagai negara maju di dunia,
ternyata baru melakukan penelitian intensif tentang system pracetak tahan gempa
pada tahun 1991. Dengan membuat program penelitian bersama yang dinamakan PRESS
( Precast seismic Structure System).
b. PERKEMBANGAN SISTEM PRACETAK DI INDONESIA
Indonesia telah mengenal system pracetak
yang berbentuk komponen, seperti tiang pancang, balok jembatan, kolom dan plat
lantai sejak tahun 1970an. Sistem pracetak semakin berkembang dengan ditandai
munculnya berbagai inovasi seperti Sistem Column Slab (1996), Sistem L-Shape
Wall (1996), Sistem All Load Bearing Wall (1997), Sistem Beam Column Slab
(1998), Sistem Jasubakim (1999), Sistem Bresphaka (1999) dan sistem T-Cap
(2000).
Sistem pracetak telah banyak diaplikasikan
di Indonesia, baik yang sistem dikembangkan di dalam negeri maupun yang
didatangkan dari luar negeri. Sistem pracetak yang berbentuk komponen, seperti
tiang pancang, balok jembatan, kolom plat pantai. Permasalahan mendasar dalam
perkembangan sistem pracetak di Indonesia saat ini adalah :
- Sistem ini relatif baru
- Kurang tersosialisasikan jenisnya, produk dan kemampuan sistem pracetak yang telah ada
- Serta kendala sambungan antar komponen untuk sistem pracetak terhadap beban gempa yang selalu menjadi kenyataan
- Belum adanya pedoman resmi mengenai tata cara analisis, perencanaan serta tingkat kendala khusus untuk sistem pracetak yang dapat dijadikan pedoman bagi pelaku konstruksi.
1.2
DEFINISI PRECAST CONCRETE ( BETON PRACETAK )
Pada pembangunan struktur dengan bahan beton dikenal 3 (tiga) metode
pembangunan yang umum dilakukan, yaitu sistem konvensional, sistem formwork dan
sistem pracetak.
Sistem
konversional adalah metode yang menggunakan bahan tradisional kayu dan triplek
sebagai formwork dan perancah, serta pengecoran beton di tempat. Sistem
formwork sudah melangkah lebih maju dari sistem konversional dengan
digunakannya sistem formwork dan perancah dari bahan metal. Sistem formwork
yang telah masuk di Indonesia, antara lain sistem Outinord dan Mivan. sistem
Outinord menggunakan bahan baja sedangkan sistem Mivan menggunakan bahan
alumunium.
Pada sistem
pracetak, seluruh komponen bangunan dapat difabrikasi lalu dipasang di
lapangan. Proses pembuatan komponen dapat dilakukan dengan kontol kualitas yang
baik.
Precast Concrete Beton pracetak
adalah suatu metode percetakan komponen secara mekanisasi dalam pabrik atau
workshop dengan memberi waktu pengerasan dan mendapatkan kekuatan sebelum
dipasang.Precast Concrete atau Beton pra-cetak
menunjukkan bahwa komponen struktur beton tersebut : tidak dicetak atau dicor
ditempat komponen tersebut akan dipasang. Biasanya ditempat lain, dimana proses
pengecoran dan curing-nya dapat dilakukan dengan baik dan mudah. Jadi komponen beton pra-cetak dipasang
sebagai komponen jadi, tinggal disambung dengan bagian struktur lainnya menjadi
struktur utuh yang terintegrasi.
Karena proses pengecorannya di tempat khusus (bengkel
frabrikasi), maka mutunya dapat terjaga dengan baik. Tetapi agar dapat
menghasilkan keuntungan, maka beton pra-cetak hanya akan diproduksi jika jumlah
bentuk typical-nya mencapai angka minimum tertentu, sehingga tercapai break-event-point-nya.
Bentuk typical yang dimaksud adalah bentuk-bentuk yang repetitif, dalam
jumlah besar.
Sistem beton
pracetak adalah metode konstruksi yang mampu menjawab kebutuhan di era
millennium baru ini. Pada dasarnya sistem ini melakukan pengecoran komponen di tempat
khusus di permukaan tanah (fabrikasi), lalu dibawa ke lokasi
(transportasi ) untuk disusun menjadi suatu struktur utuh (ereksi). Keunggulan
sistem ini, antara lain mutu yang terjamin, produksi cepat dan massal,
pembangunan yang cepat, ramah lingkungan dan rapi dengan kualitas produk yang
baik. Perbandingan kualitatif antara struktur kayu, baja serta beton
konvensional dan pracetak dapat dilihat pada tabel A.1 di bagian tabel.
Gambar 1. 2 Precast Concrete
1.3 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PRECAST
CONCRETE
Prinsip dari sistem pracetak ini adalah
dicetak atau dicor terlebih dahulu sebelum di install. Berbicara tentang sistem
precast maka hal pertama untuk dijadikan pertimbangan memakai sistem ini adalah
bentuk yang tipikal dan jumlah yang banyak. Contoh pekerjaan yang sering dibuat
menggunakan sistem precast antara lain, saluran air, balok, anak tangga dan
pekerjaan - pekerjaan yang sifatnya berulang dan banyak.
Keuntungan menggunakan sistem pracetak
antara lain waktu yang lebih efisien, memang sangat efisien jika jenis
pekerjaannya tipikal. Sementara pekerjaan precast disiapkan kita bisa bekerja
untuk bagian yang lain. Selain memiliki kelebihan sistem ini juga memiliki
kekurangan, antara lain system precast memerlukan analisa yang lebih rumit
dibanding dengan cetak langsung ditempat. Kita harus memperhitungkan sistem
sambungan, pertemuan tulangan apakah sudah memenuhi panjang penyaluran atau
belum serta saat perencanaan sudah harus memikirkan lokasi pembuatan sistem pengangkutan
dan sistem installasi.
a. Keuntungan Beton
Pracetak
· Pengendalian mutu teknis dapat dicapai, karena proses produksi dikerjakan
di pabrik dan dilakukan pengujian laboratorium
· Waktu pelaksanaan lebih singkat
· Dapat mengurangi biaya pembangunan
· Tidak terpengaruh cuaca
b. Kendala
Precast
·
Membutuhkan investasi awal yang besar dan
teknologi maju
·
Dibutuhkan kemahiran dan ketelitian
·
Diperlukan peralatan produksi (
transportasi dan ereksi )
·
Bangunan dalam skala besar
2. PROSES PEMBUATAN BETON PRACETAK
Proses produksi/pabrikasi beton pracetak dapat dibagi menjadi tiga tahapan
berurutan yaitu :
2.1 Tahap Design
Proses perencanaan suatu produk secara umum merupakan kombinasi dari
ketajaman melihat peluang, kemampuan teknis, kemampuan pemasaran. Persyaratan
utama adalah struktur harus memenuhi syarat kekuatan, kekakuan dan kestabilan
pada masa layannya.
2.2 Tahap Produksi
Beberapa item pekerjaan yang harus
dimonitor pada tahap produksi :
a. Kelengkapan dari perintah kerja dan gambar produk
b. Mutu dari bahan baku
c. Mutu dari cetakan
d. Mutu atau kekuatan beton
e. Penempatan dan pemadatan beton
f. Ukuran produk
g. Posisi pemasangan
h. Perawatan beton
i. Pemindahan, penyimpanan dan transportasi produk
j. Pencatatan ( record keeping )
Tahap produksi terdiri dari :
a. Persiapan
b. Pabrikasi tulangan dan cetakan
c. Penakaran dan pencampuran beton
d. Penuangan dan pengecoran beton
e. Transportasi beton segar
f. Pemadatan beton
g. Finishing / repairing beton
h. Curing beton
2.3 Tahap Pascaproduksi
Terdiri dari tahap penanganan ( handling ), penyimpanan ( storage ), penumpukan ( stacking ),
pengiriman ( transport dan tahap pemasangan di lapangan
( site erection )
Yang perlu diperhatikan dalam system
transportasi adalah :
· Spesifikasi alat transport : lebar, tinggi, beban maks, dimensi elemen
· Route transport : jarak, lebar jalan, kepadatan lalu lintas, ruang bebas
bawah jembatan, perijinan dariinstansi yang berwenang.
Pemilihan alat angkut dengan
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
· Macam komponennya : linier atau plat
· Ketinggian alat angkat : berhubungan dengan ketinggian bangunan yang akan
dibangun
· Berat komponen : berdasarkan beban maksimum
· Kondisi local : pencapaian lokasi dan topografi
Menurut tempat pembuatan beton pracetak
dibagi 2 yaitu :
· Dicor di tempat disebut Cast In Situ
· Dicor di pabrik
Menurut perlakuan terhadap bajanya dibagi
2 yaitu :
· Beton pracetak biasa
· Beton prategang pracetak
Ada 2 prinsip yang berbeda pada beton
prategang ;
· Pre-tensioned Prestressed Concrete
· Post-tensioned Prestressed Concrete
2.3 Metode Membangun dengan Konstruksi Precast
a. Serangkaian kegiatan yang dilakukan pada proses produksi adalah :
1.
-Pembuatan rangka tulangan
2.
-Pembuatan cetakan
3. -Pembuatan
campuran beton
4. -Pengecoran
beton
5. -Perawatan
( curing)
6.
-Penyempurnaan akhir
7. -Penyimpanan
b. Transportasi Dan alat angkut
Transportasi adalah pengangkatan elemen pracetak dari pabrik ke lokasi
pemasangan. Sistem transportasi berpengaruh terhadap waktu, efisiensi
konstruksi dan biaya transport.
Yang perlu diperhatikan dalam system transportasi adalah :
· Spesifikasi alat transport
· Ronte transport
· Perijinan
Alat angkat yaitu memindahkan elemen dari
tempat penumpukan ke posisi penyambungan ( perakitan ).
Peralatan angkat untuk memasang beton pracetak dapat dikategorikan sebagai
berikut :
1. Keran mobile
2. Keran teleskopis
3. keran menara
4. Keran portal
c. Pela Pelaksanaan
Konstruksi ( Ereksi )
Metode dan jenis pelaksanaan konstruksi precast diantaranya adalah :
a) Dirakit pe r elemen
b) Lift – Sla b system
Adalah pengikatan elemen lantai ke kolom
dengan menggunakan dongkrak hidrolis.
Prinsip konstruksinya sebagai berikut :
· Lantai menggunakan plat-plat beton bertulang yang dicor pada lantai bawah
· Kolom merupakan penyalur beban vertical dapat sebagai elemen pracetak
atau cor di tempat.
· Setelah lantai cukup kuat dapat diangkat satu persatu dengan dongkrak
hidrolis.
c) Slip – Form System
Pada
system ini beton dituangkan diatas cetakan baja yang dapat bergerak memanjat ke
atas mengikuti penambahan ketinggian dinding yang bersangkutan.
d) Push – Up / Jack – Block System
Pada system ini lantai teratas atap di cor terlebih dalu kemudian diangkat
ke atas dengan hidraulic – jack yang dipasang di bawah elemen pendukung
vertical.
e) Box System
Ko Konstruksi
menggunakan dimensional berupa modul-modul kubus beton.
PRINSIP KONSTRUKSIONAL
Berikut prinsip-prinsip yang dapat diterapkan untuk desain struktural :
- Struktur terdiri dari sejumlah tipe-tipe komponen yang mempunyai funfgsi seperti balok, kolom, dinding, plat lantai dll
- Tiap tip[e komponen sebaiknya mempunyai sedikit perbedaan
- Sistem sambungan harus sederhana dan sama satu dengan yang lain, sehingga komponen-komponen tersebut dap[at dibentuk oleh metode yang sama dan menggunakan alat Bantu yang sejenis
- Komponen harus mampu digunakan untuk mengerjakan beberapa fungsi
- Komponen-komponenharus cocok untuk berbagai keadaan dan tersedia dalam berbagai macam-macam ukuran produksi
- Komponen –komponen harus mempunyai berat yang sama sehingga mereka bias secara hemat disussun dengan menggunakan peralatan yang sama
Ada tiga macam konstruksi prefabrikasi :
1. Pembuatan didalam sebuah pabrik, dimana
komponen-komponen mudah untuk dibuat dan nyaman untuk pengangkutan
2. Pembuatan pada site dengan menggunakan
alat-alat6 mekanik
3. Rangkaian dari komponen dirakit ke
dalam komponen-komponen yang lebih luas
2.5 SISTEM KONEKSI DALAM BETON PRACETAK
I. SAMBUNGAN
Pada umumnya sambungan – sambungan bias dikelompokkan sebagai berikut :
- Sambungan yang pada pemasangan harus langsung menerima beban ( biasanya beban vertical ) akibat beban sendiri dari komponen .
- Sambungan yang pada keadaan akhir akan harus menerima beban-beban yang selama pemasangan diterima oleh pendukung pembantu.
- Sambungan pada mana tidak ada persyaratan ilmu gaya tapi harus memenuhi persyaratan lain seperti : kekedapan air, kekedapan suara.
- Sambungan-sambungan tanpa persyaratan konstruktif dan semata-mata menyerdiakan ruang gerak untuk pemasangan .
II. IKATAN
Cara mengikatkan atau melekatkan suatu
komponen terhadap bagian komponen konstuksi yang lain secara prinsip dibedakan
sebagai berikut :
A. Ikatan Cor ( In Situ Concrete Joint )
Penyaluran gaya dilakukan lewat beton yang
dicorkan
· Diperlukan penunjang / pendukung
pembantu selama pemasangan sampai beton cor mengeras
· Penyetelan berlangsung dengan bantuan
adanya penunjang / pendukung pembantu. Toleransi penyusutan ‘ diserap ‘ oleh
Coran Beton.
B. Ikatan Terapan
Cara menghubungkan komponen satu dengan
yang lain secara “lego” (permainan balok susun anak-anak) disebut Iaktan
Terapan. Dimulai dengan cara hubungan “ PELETAKAN
“, kemudian berkembang menjadi “ Saling menggigit “.
· Proses pemasangan dimungkinkan tanpa
adanya pendukung / penunjang pembantu.
C. Ikatan Baja
Bahan pengikat yang dipakai : Plat baja
dan Angkur. Sistem ikatan ini dapat dibedakan sebagai berikut :
· 1.Menyambung dengan cara di las ( Welded
Steel )
· 2.Menyambung dengan Baut / Mur / Ulir (
Corbel Steel )
Catatan :
a. Harga dari profil baja sebagai pengikat
tinggi
b. Mungkin dilaksanakan tanpa pendukung /
penunjang
c. Harus dilindungi dari : korosi, api dan
bahan kimia. Dengan Mortar / In Situ concrete Joint sebagai pelindung /
Finishing ikatan.
D. Ikatan Tegangan
Merupakan perkembangan lebih jauh dari
ikatan baja dengan memasukan unsur Post Tensioning dalam system koneksi. Memerlukan penunjang / pendukung bantu
selama pemasangan. perlu tempat / ruang yang relatuf besar
untuk Post Tensioning, angker cukup mahal
III. SIMPUL
a. Merupakan kunci dalam struktur yang
memakai komponen pra – cetak dan merupakan tempat pertemuan antara 2 atau lebih
komponen struktur
b. Secara garis besar dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
1. Simpul Primer
Pertemuan yang menghubungkan kolom dengan balok dan juga terhadap plat
lantai. Disisni beban dari plat akan diteruskan ke pendukung-pendukung
vertical.
2. Simpul Pertemuan Kolom
Pertemuan dimana beban-beban vertical dan sesewaktu momen-momen juga disalurkan.
3. Simpul Penyalur Sekunder-Primer (
Pelat Balok )
Untuk menyalurkan beban vertical
4. Simpul Pendukung sesama Plat / dengan
Balok dan Kolom
Untuk menyalurkan beban horizontal dalam bentuk tegangan tekan – tarik dan
geser
5. Simpul yang Mampu Menahan Momen
2.6 JENIS METODE PELAKSANAAN PRECAST:
1. Dirak
a) Lift System
2. Lift – b)
Slab system
Adalah pengikatan elemen lantai ke kolom dengan menggunakan dongkrak
hidrolis.
Prinsip konstruksinya sebagai berikut :
· -Lantai menggunakan plat-plat beton
bertulang yang dicor pada lantai bawah
· -Kolom merupakan penyalur beban vertical
dapat sebagai elemen pracetak atau cor di tempat.
· -Setelah lantai cukup kuat dapat diangkat
satu persatu dengan dongkrak hidrolis.
c) Slip – Form System
Pada system ini beton dituangkan diatas
cetakan baja yang dapat bergerak memanjat ke atas mengikuti penambahan
ketinggian dinding yang bersangkutan.
f) Push – Up / Jack – Block System
Pada system ini lantai teratas atap di cor terlebih dalu kemudian diangkat
ke atas dengan hidranlic – jack yang dipasang di bawah elemen pendukung
vertical.
g) Box System
konstruksi menggunakan dimensional berupa modul-modul kubus beton.
2.7
METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN
Bentuk dan jenis sambungan merupakan
bagian penting pada konstruksi beton precast. Pada sambungan basah,
penyambungan dilakukan dengan cara grouting atau pengecoran di tempat.
Penyambungan ini bertujuan mendapatkan kekuatan sambungan balok-balok beton
pracetak dengan pembebanan statis dan kemampuan struktur yang disambung untuk
meredam gaya luar yang bekerja dari pengujian dinamis. Metode penyambungan
elemen beton pracetak menggunakan bahan beton polimer dengan kecepatan
pengeringan 15 menit.
Dengan metode ini kecepatan kostruksi
struktur pracetak akan lebih cepat dibanding dengan cor di tempat. Selain itu
mutu material elemen struktur menggunakan beton pracetak akan lebih baik.
Untuk mendapatkan struktur beton pracetak
yang mempunyai redaman yang besar, maka sambungan elemen beton pracetak
mempunyai konfigurasi tulangan pada sambungan
yang tidak kaku. Pada sambungan tipe-A,
tulangan tengah tidak disambung tetapi ditekuk 45o ke arah pusat
sambungan. Tipe ini mempunyai daya redam yang besar daripada sambungan tipe-B
yang seluruh tulangan utamanya diteruskan. Metode ini dapat diperluas dengan
meneliti sambungan kolom-balok, kolom-kolom, dan kolom-fondasi.
Selain itu jenis sambungan dapat
menggunakan sambungan kering yang menggunakan baut atau sistem las.
2.7.1 BEBERAPA PRINSIP CARA PEMASANGAN
(ERECTION)
1. Cara pemasangan perbagian ( vertical
)
· Dilakukan trave per trave
· Cocok untuk bangunan dengan luas lantai besar
· Perlu landasan yang cukup kuat, Mobil crave bias bergerak memenuhi jarak
jangkau
· Lengan momem untuk crane tidak terlalu
besar sehingga berat komponen lebih leluasa
· Biasanya untuk 3-5 tingkat
2. Cara pemasangan perlapis ( horizontal )
· Dilakukan lantai perlantai
· Perlu alat pengangkat yang dapat mencari
seluruh bagian bangunan
· Karena besarnya momen crane, berat
komponen terbatas terutama palt lantai
· Crane yang biasa digunakan Tower CXrane
Putar
· Diperlukan penunjang kolom selama
pemasangan
3.
Cara pemasangan Lift Slab
· Kolom menerus pelat lantai di cor satu diatas yang lain
· Alat pengangkat Hidraulis
· Perlu pasak untuk pengunci dalam pemasangan
4. Cara Pemasangan Jack Block
· Lantai teratas disiapkan diatas
permukaan tanah Hidraulis Jack dipasang di bawah komponen pendukung vertical
· Dengan mengatur secara berganti penggunaan
hydraulic Jack dan penempatan penunjang ( dari blok beton ) seluruh komponen
diangkat ke atas
· Setelah mencapai ketinggian lantai yang
diinginkan, lantai berikutnya dipersiapkan di permukaan tanah demikian seterusnya
5. Cara Pemasangan Kombinasi
· Penggunaan cara pemasangan dengan
berbagai carai.
Ini adalah cara yang paling lazim dalam pemasangan precast.
Ini adalah cara yang paling lazim dalam pemasangan precast.
3. KLASIFIKASI SISTEM PRECAST CONCRETE
Sistem pracetak dibagi menjadi dua
kategori yaitu :
1. sebagai Komponen Struktur
· a. Tiang pancang beton dan system sambungan
Ada beberapa bentuk dari tiang pancang. Bentuk yang paling umum adalah
persegi massif, karena paling mudah dibuat. Varian lain adalah bentuk bulat
berongga (spinning) dalam cetakan yang berbentuk bulat.
· b. Pelat Lantai Pracetak
Pada tahun 1984, komponen pracetak lantai mulai dikenal di Indonesia pada
pembangunan menara BDNI. Bentuk yang umum digunakan adalah pelat prategang
berongga (hollow core slab).
· c. Girder jembatan dan Jalan Layang
Komponen ini sangat popular karena jelas lebih mudah bibandingkan struktur
baja. Varian pertama berbentuk void slab, dengan system prategang pratarik,
varian berbentu I , dengan system prategang pascatarik, varian berbentuk Y,
varian berbentuk box dengan system prategang pascatarik.
· d. Turap
Adalah struktur geoteknik yang fungsinya menanam perbedaan tinggi tanah,
misalnya pada struktur galian, kolam atau timbunan.
· e. Bantalan Rel
Sejak jaman Belanda bahan kayu popular digunakan unytuk bantalan rel.
hjk
d
g
3b. Se2. sebagai system struktur
· a . Sistem Waffle Crete (1995)
Sistem ini termasuk katagori system dinding pemikul dengan komponen
pracetak berupa panel lantai dan panel dinding beton bertulang yang disambung
dengan baut baja.
b. Sistem Column-Slab (1996)
b. Sistem Column-Slab (1996)
Keunggulan system ini terletak pada perencanaan struktur elemen dan
kepraktisan pemasangannya. Pemasangan ini sangat cepat yaitu dua hari perlantai
bangunan.
c. Sistem L Shape Wall (1996)
c. Sistem L Shape Wall (1996)
Komponen utamanya adalah dinding pracetak beton bertulang L, yang berfungsi
juga sebagi dinding pemikul.
d· Sistem All Load Bearing Wall (1997)
d· Sistem All Load Bearing Wall (1997)
Komponen pracetaknya adalah komponen
dinding dan lantai beton bertulang massif setebal 20 cm, merupakan system
dinding pemikul.
e. Sistem Bangunan Jasubakim (1998)
e. Sistem Bangunan Jasubakim (1998)
Sistem ini termasuk kategori system pracetak komposit hybrid berbentuk
langka. Sistem ini mengkombinasikan monolit konversional, formwork dan
pracetak. Komponen pracetak ini selain bersifat struktur juga berfungsi sebagai
formwork dan perancah untuk beton cor di tempat.
f· Sistem Bresphaka(1999)
Ciri khas system ini adalah menggunakan bahan beton ringan untuk komponen
kolom dan balok.Bahan beton ringan utamanya adalah agregat kasar yang terbuat
dari bahan abu terang. Ciri khas yang lain adalah kolom berbentuk T serta
komponen lainnya adalah balok dan pelat.
g· Sistem, Cerucuk Matras Beton
Solusinya dengan menggunakan system cerucuk matras beton yang dapat
dipasang sedalam yang direncanakan dengan melakuakn penyambungan, sehinnga
dapat diperoleh daya dukung, penurunan dan tingkat kestabilan yang diinginkan.
3.1 KOMPONEN STRUKTUR PRECAST YANG SERING DIGUNAKAN
Ada beberapa tipe Precast Concrete yang
sering digunakan saat ini,yaitu sebagai berikut :
A. Pelat lantai pre-cast (hollow-core
slab)
Penggunaan produk precast concrete
sebagai pelat lantai, relatif sudah banyak dijumpai disini. Dengan digunakan precast
maka pemakaian bekisting dan perancah akan berkurang drastis sehingga dapat
menghemat waktu pelaksanaan. Salah satu produk precast untuk lantai
adalah adalah precast hollow core slab.
Sistem precast hollow core slab menggunakan
sistem pre-tensioning dimana kabel prategang ditarik terlebih dahulu
pada suatu dudukan khusus yang telah disiapkan dan kemudian dilakukan
pengecoran. Oleh karena itu pembuatan produk precast ini harus ditempat
fabrikasi khusus yang menyediakan dudukan yang dimaksud. Adanya lobang dibagian
tengah pelat secara efektif mengurangi berat sendirinya tanpa mengurangi
kapasitas lenturnya. Jadi precast ini relatif ringan dibanding solid
slab bahkan karena digunakannya pre-stressing maka kapasitasnya
dukungngya lebih besar.
Keberadaan lobang pada slab tersebut
sangat berguna jika diaplikasikan pada bangunan tinggi karena mengurangi
bobotnya lantai. Bayangkan saja, untuk solid slab, tebal 120 mm saja maka beratnya
adalah sekitar 288 kg/m2 hampir sama dengan berat beban hidup
rencana untuk kantor yaitu 300 kg/m2. Padahal kontribusi kekuatan
pelat hanya untuk mendukung pembebanan tetap saja (DL + LL). Bahkan karena
beratnya tersebut akan menjadi penyumbang utama besarnya gaya gempa. Jadi jika
berat lantai berkurang maka beban gempa rencananya juga kurang. Dengan demikian
penggunaan lantai precast yang ringan juga mengurangi resiko bahaya gempa.
B. Dinding Luar ( Skin-wall )
Industri konstruksi semakin bergairah
dengan adanya produk precast concrete yang dapat dipasang cepat dan
kualitasnya sangat baik. Tidak hanya dari sisi struktur, yaitu kekuatan dan
kekakuannya saja, tetapi juga dari sisi arsitekturalnya yaitu penampakan luar
(keindahan). Oleh karena itu, arsitek yang berorientasi maju pasti akan
memikirkan alternatif pemakaian produk precast untuk bangunan
rancangannya.
Bagaimana tidak, dengan digunakannya precast
maka semua komponen yang seharusnya dikerjakan di atas bangunan sehingga
susah dijangkau arsitek untuk diawasi maka dapat dilakukan di bawah sehingga si
arsitek dengan leluasa mengawasi kualitas produk yang akan dipasangnya. Kecuali
itu, umumnya produk precast adalah untuk komponen-komponen yang berulang
(repetitif) sehingga prosesnya seperti halnya industri pada umumnya, dibuat
satu dulu sebagai contoh, jika memuaskan akan dikerjakan lainnya dengan
kualitas yang sama.
Untuk produk precast, yang sangat
berperan adalah teknology yang digunakannya. Siapa yang membuatnya. Tidak hanya
perencanaannya saja yang harus bagus tetapi juga perlu pelaksanaan yang baik. Precast
for finishing, yang diperuntukkan untuk keindahan, yang terlihat dari luar
untuk ditampilkan, jelas lebih sulit dibanding produk precast yang
sekedar untuk komponen struktur saja. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan,
misalnya : ketahanan terhadap cuaca (tidak retak, keramik lepas atau berubah
warna), kebocoran terhadap air hujan (teknologi karet sealant, seperti yang
terpasang pada pintu mobil), presisi yang tinggi, juga detail yang benar dari
takikan-takikan yang dibuat agar air yang menimpanya selama bertahun-tahun
tidak meninggalkan jejak yang terlihat dari luar, juga detail sambungan dengan
bangunan utamanya, bagaimana mengantisipasi deformasi bangunan yang timbul
ketika ada gempa dll-nya tanpa mengalami degradasi kinerja dan lainnya. Oleh
karena itulah perusahaan precast untuk keperluan finishing yang sukses
di Jakarta tidaklah banyak.
C. Komponen Tangga ( Precast Stair )
D. Transportasi Jalan Raya ( Road
Transportation )
· Transportasi jalan raya sangat cocok
untuk skala pembangunan dengan site yang luas
· Sangat tergantung pada persyaratan legal
Negara setempat khususnya dalam persyaratan : lebar, ketinggian, panjang dan
beban objek yang diangkut
Desain yang dibuat harus
mempertimbangkan keadaan ini. Apabila komponen tidak memenuhi maka ia
membutuhkan biaya tambahan dalam kesulitan transportasi disamping membutuhkan
pengawalan khusus petugas jalan raya
· Panjang maximum unit precast yang
diisyaratkan dalam satu angkutan tidak melebihi 30 m
· Transportasi angkutan yang rendah (
biasanya untuk panel dinding dan lantai memiliki kemampuan angkut 250 ton
· Untuk objek angkut panel dinding dan
lantai sangat cocok menggunakan kendaraan yanmg dilengkapi dengan kerangka
khusus yang dapat mendukung dan melindungi objek angkut.
· Untuk objek yang panjang dan beban yang
lebih besar dapat menggunakan dua gerobak yang dihubungkan oleh beton precast
itu sendiri.
KESIMPULAN
“Beton Precast (Pracetak)
Cocok digunakan untuk proyek konstruksi yang dibutuhkan kendalu mutu tinggi dan
pengerjaan yang cepat, ditilik dari sisi kebutuhannya akan peralatan berat
lainnya membuat precast concrete tidak cocok digunakan dalam proyek konstruksi
skala kecil.”
Semoga Berguna.
No comments:
Post a Comment